Sekilas Sejarah Gereja Santa Anna, Paroki Duren Sawit

Gereja Santa Anna mempunyai sejarah panjang, dimulai dengan proyek Wisma Santa Maria Dipamarga (Samadi), Klender pada tahun 1960. Pertambahan jumlah umat terlihat cukup signifikan, mulai dari 40-60 umat (tahun 1970) menjadi 2.425 umat (tahun 1977). Hal ini seiring dengan pesatnya pertumbuhan Kawasan Industri Pulogadung dan perumahan di sekitar Duren Sawit. Pada periode tersebut, pelaksanaan Misa dilakukan di Kapel Samadi.

Pada tahun 1980, Pastor Van den Braak, SJ berinisiatif membentuk Panitia Pembangunan Gereja Santa Anna dipimpin Bapak FX. Priyadi Nusantoro. Di tengah kegiatan pembangunan ini, Ketua Panitia Pembangunan pindah ke Jakarta Selatan, maka pada tahun 1983 Bapak Robertus Kustoyo dipilih menjadi Ketua Panitia Pembangunan. Pada tanggal 2 September 1984 Gereja Santa Anna diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto, SJ.  

Gereja Santa Anna berlokasi di Jl. Laut Arafuru Blok A7 No 7 RT 008/RW 10, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, dengan area paroki mulai dari perbatasan rel kereta api Cipinang sampai ke Bintara, Pondok Kopi, Pondok Kelapa, dan Billy Moon. Lokasi gereja berada di area perumahan Kavling Angkatan Laut, bersebelahan dengan sekolah TK-SD-SMP Strada Van Lith II. Di area Paroki Duren Sawit terdapat Pusat Pastoral KAJ Samadi Klender dan beberapa komunitas biara, yaitu MC, ADM, CB, CICM, OSF, OCD. 

 

TONGGAK SEJARAH GEREJA SANTA ANNA – PAROKI DUREN SAWIT

Romo A. van den Braak, SJ membuka selubung tanda dimulainya pembangunan Gereja Santa Anna

1960  Kapel Santa Maria Dipamarga (Samadi) yang dibangun di kompleks rumah retret Samadi  merupakan cikal-bakal Gereja Santa Anna.

1967  Semula Kapel Samadi hanya diperuntukkan bagi penghuni kompleks Samadi Klender, tetapi pada malam Natal tahun ini, umat di sekitar dapat mengikuti  Perayaan Ekaristi.

1973  Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) membeli lahan seluas 19.564 m2 di kawasan Bulak Jintung yang berjarak sekitar 3 km dari Samadi Klender.

1975  Umat di wilayah Klender sudah mencapai 1.261 orang, sementara Kapel Samadi hanya dapat menampung 500 umat.

1980  Pater Antonius Maria van den Braak, SJ, yang menjadi Pastor Paroki Samadi Klender sejak awal 1978 membentuk kepanitiaan untuk membangun Gereja baru di Bulak Jintung.

1984  Tanggal 2 September Gereja Santa Anna diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto, SJ dalam Misa Meriah.

 

Nama Santa Anna dipilih sebagai pelindung Gereja. Anna adalah Ibu dari Santa Perawan Maria atau Nenek dari Yesus Kristus. Nama Anna berarti “rahmat” atau “karunia.” Kehidupan Anna memang tidak dimuat dalam Injil Kanonik, tetapi kisah hidupnya diceritakan dalam Injil Apokrif. Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya ibu hamil dan perempuan yang sibuk mengurus keluarga.

 

1986   Tanggal 15 Agustus Gua Maria diresmikan oleh Romo Everardus Wiegers, SJ, Pastor Rekan di Paroki Duren Sawit.

1994    Tanggal 7 Agustus Gedung Yos Sudarso diresmikan oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ. Gedung serbaguna berlantai dua ini memakai nama pahlawan nasional Komodor Yosafat Sudarso yang gugur dalam pertempuran di Laut Aru.

2001    Tanggal 22 Juli pukul 07.05 WIB bom meledak di Gereja Santa Anna, 72 umat menjadi korban.

2003    Tanggal 13 Juli pemberkatan menara lonceng dan penandatanganan prasasti keprihatinan atas ledakan bom di Gereja Santa Anna oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja.

 

Di tempat ini
kami kenang para korban peledakan bom di dalam Gereja Santa Anna
Minggu 22 Juli 2001 Pukul 07.05 WIB
Peristiwa ini kami terima sebagai bagian dari sejarah hidup kita
dan Jalan Salib Yesus
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus”

(2 Timotius 2:3)

 

2004     Tanggal 18 Oktober Patung Kristus Raja berdiri di halaman Gereja Santa Anna, berhadapan dengan Gua Maria.

2008     Gereja Santa Anna selesai direnovasi dengan penambahan balkon dan teras samping, sehingga dapat menampung sekitar 1.500 umat.

2017      Tanggal 2 September Gereja Santa Anna dilengkapi dengan AC.