Berita Berita Paroki

Mendaraskan Doa untuk Bumi melalui Bunda Maria

Pada Sabtu, 23 Maret 2024, diadakan Rosario Earth Hour yang bertema Bersama Bunda Maria Berdoa untuk Bumi. Doa ini diadakan di depan Gua Maria Gereja Santa Anna, Duren Sawit setelah misa Sabtu sore berakhir, sekitar pukul 19.00. Rosario Earth Hour kali ini diselenggarakan oleh Sub Seksi Lingkungan Hidup dan Legio Maria serta didukung oleh kelompok-kelompok kategorial dan teritorial di Paroki Duren Sawit.

Ketua Panitia Rosario Earth Hour, Petrus Ganang, mengatakan bahwa Rosario Earth Hour merupakan salah satu kegiatan dari Sub Seksi Lingkungan Hidup. “Kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah pelatihan pengolahan minyak jelantah, program bank sampah, dan program penghijauan,” terangnya.

Rosario Earth Hour dimulai dengan sambutan dari Romo Albertus Sadhyoko Rahardjo, SJ yang isinya mengajak umat untuk ambil bagian, peduli, dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi.

“Kita harus bisa menjaga ciptaan Allah tetap baik adanya. Kita juga harus prihatin atas situasi yang terjadi saat ini dan mendukung segala usaha baik untuk merawat bumi,” ujarnya. Romo Yoko menambahkan bahwa Rosario Earth Hour mempunyai andil untuk menjaga kelestarian bumi walau dalam ruang lingkup yang kecil. Oleh karenanya, Beliau mengajak kita untuk bersama-sama dengan umat Katolik lainnya di seluruh dunia, meminta Bunda Maria menyertai kita menjaga bumi dan seluruh ciptaan Allah.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan lagu pembukaan Tinggallah Bersama Aku dan doa pembukaan Doa untuk Bumi. Peristiwa Rosario yang digunakan kali ini adalah Peristiwa Sedih. Ujud pertama, Yesus berdoa kepada Bapa dalam sakratul maut di Taman Getsemani, berisi pesan agar kita bertobat dari dosa-dosa ekologis dengan menerapkan cara hidup yang dapat merawat bumi. Ujud kedua, Yesus didera, mengingatkan kita untuk tidak melakukan dosa terhadap Allah dengan melakukan perbuatan yang merusak dan menyakiti bumi. Ujud ketiga, Yesus dimahkotai duri, menasihati kita untuk jangan menjadi mahkota duri bagi Yesus dengan cara menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana. Ujud keempat, Yesus memanggul salibNya, menyadarkan kita bahwa Yesus akan masih terus memanggul salibNya jika kita bersikap tidak peduli pada alam, egois, tamak, dan hanya mencari keuntungan diri dengan mengorbankan alam. Ujud kelima, Yesus wafat di salib, memberi pesan agar kita memiliki kepedulian pada sesama dan selalu merawat lingkungan. Jangan sampai banyak kaum miskin dan terlantar, juga spesies-spesies-spesies hewan dan tumbuhan yang mati atau punah karena keserakahan kita. Manusia perlu mewujudkan pertobatan ekologis dalam.kehidupan sehari-hari.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan doa penutup Doa Penyerahan kepada Bunda Maria dan lagu penutup Muliakanlah Tuhan. Sebelum romo memberikan berkat, perwakilan dari Sub Seksi Lingkungan Hidup menyampaikan himbauan dan harapan agar umat Paroki Santa Anna dapat aktif mendukung segala kegiatan dari Sub Seksi Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk merawat dan melestarikan bumi tercinta.

Rosario Earth Hour yang berakhir pada pukul 20.00 WIB ditutup dengan berkat penutup dari Romo Albertus Sadhyoko Rahardjo, SJ. Setelah berkat penutup, umat diberi suguhan buah-buahan yang merupakan hasil bumi yang selalu Tuhan limpahkan kepada kita.

Salah satu umat yang mengikuti Rosario Earth Hour adalah Ilda Agnes dari Lingkungan Filipus Rasul. Ilda Agnes sudah dua kali mengikuti acara Rosario Earth Hour. Ia mengikuti acara ini karena dua alasan, yaitu karena ia orang yang mencintai doa rosario dan karena ia ingin berpartisipasi dalam merawat bumi dan menjaga keberlangsungan hidup seluruh ciptaan Allah.

Hal berbeda disampaikan oleh Michelle Kusuma, peserta yang berasal dari Lingkungan Gregorius. Ia baru pertama kali mengikuti Rosario Earth Hour. Ia tertarik mengikuti acara ini karena ingin ikut mendoakan keadaan bumi agar dapat membaik. “Dengan melakukan doa Rosario secara bersama-sama di seluruh gereja Katolik di segala penjuru dunia, semoga bumi dapat menjadi tempat yang lebih baik bagi semua ciptaan Allah,” ungkapnya. Michelle berharap semoga Rosario Earth Hour tetap diadakan secara berkelanjutan dan ada semakin banyak kegiatan lainnya yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan bumi.

Meski dengan penerangan yang cukup remang dengan sejumlah lilin, sekitar 60 orang setia mengikuti Rosario Earth Hour di depan Gua Maria Gereja St. Anna selama kurang lebih 1 jam. (Aprilia/red)