Artikel Berita Berita Paroki

Jangan Dibuang, Minyak Jelantah Masih Bisa Dimanfaatkan

Minyak jelantah dimanfaatkan kembali? Emang bisa?

Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah dipakai beberapa kali dan tidak digunakan lagi, biasanya dibuang  ke got, tong sampah, atau tanah, bahkan ke saluran air di dapur yang akan membuat saluran air lama-lama menjadi mampet, karena minyak akan membeku dan menempel di pipa air. Semua cara pembuangan tadi bisa merusak lingkungan hidup. Jadi, jangan lagi buang sembarangan minyak jelantah kita.

Masalah minyak jelantah ini pun menjadi perhatian dari Gereja St. Anna, Paroki Duren Sawit, Jakarta Timur. Melalui Seksi Keadilan Perdamaian, Subseksi Lingkungan Hidup, Gereja mengadakan Kampanye Reduce, Reuse, dan Recycle. “Jadi kita ada kampanye di Seksi Lingkungan Hidup. Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce, kita sudah mengkampanyekan untuk menghindari air minum kemasan, Reuse, kita bikin tiap bulan Bank Sampah dan Garage Sale saat Community day, barang-barang yang sudah tidak kita pakai lagi, mungkin bisa dipakai oleh orang lain. Kampanye yang terakhir adalah Recycle, barang-barang yang tidak berguna seperti minyak jelantah diolah supaya bisa digunakan kembali kedalam bentuk yang lain”, penjelasan dari Natanael Ari, Koordinator Bidang Kesaksian Paroki Duren Sawit.

Pelatihan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah

Untuk merealisasikan kampanye Recycle tersebut, maka pada Sabtu, 16 Maret 2024 yang lalu, diadakan Pelatihan & Praktek Pembuatan Lilin Dari Minyak Jelantah, pada pukul 08-10 pagi, di Bedeng Gereja St. Anna dengan pelatih Helena, penanggungjawab Sub Seksi Lingkungan Hidup, Bidang Kesaksian Paroki Duren Sawit. Pelatihan diikuti oleh peserta sebanyak 22 orang, yang terdiri dari beberapa umat lingkungan dari Paroki St. Anna, beberapa orang dari kelompok Credit Union Bererod Gratia (CUBG), dan Papisa.

Pelatihan yang diiringi dengan suara tetesan air hujan deras dan angin yang kencang itu, tidak mengurangi semangat para peserta untuk belajar membuat lilin dari minyak jelantah tersebut, bahkan seluruh peserta sangat antusias untuk ikut bagian dalam praktek, dari proses memasak, mencetak dan meletakkan sumbu, sampai menunggu lilin menjadi beku. Bahkan udara yang sejuk saat itupun sangat membantu proses pembekuan lilin menjadi lebih cepat.

“Minyak jelantah sayang dibuang, bisa untuk buat lilin sebagai souvenir acara-acara, misalnya acara pernikahan, jadi kita lebih hemat”, tips dari Ari disela-sela pelatihan.

Pembuatan lilin minyak jelantah itu mudah, tidak memerlukan banyak bahan, dan tidak memerlukan waktu yang lama, hanya 30 menit saja. Adapun bahan yang digunakan ialah paraffin dan minyak jelantah yang sudah dibersihkan sebagai bahan utama, essential oil non waterbase sebagai pewangi, pewarna  kain wantek untuk mempercantik lilin menjadi berwarna-warni atau sisa-sisa crayon pun bisa digunakan sebagai pewarna, untuk sumbu digunakan benang kasur katun, wadah lilin bisa menggunakan gelas sloki yang kecil atau toples kaca bekas selai. Lalu peralatan dapur yang digunakan untuk memasak lilin hanya menggunakan panci dan sodet. Peserta juga diharapkan untuk menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai lagi supaya bisa lebih hemat dalam membuat lilin, misalnya gunakan panci yang sudah tidak dipakai untuk memasak, parfum yang sudah lewat kadaluarsanya,

Kesan dan Pesan dari Peserta

Peserta juga memberikan tanggapan yang positif untuk pelatihan membuat lilin minyak jelantah itu.

“Lebih bermanfaat, kita menggunakan waktu untuk membuat hal-hal membuahkan uang, cuan terutama. Terus, bisa menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai, sayang kalau dibuang. Emang selama ini kita tidak tahu minyak jelantah dibawa kemana, sekarang bisa kita gunakan untuk mendapatkan uang” ujar Nia dari Lingkungan Bethlehem.

“Bagus ya, karena ini juga berguna, bisa mengurangi limbah dan kita bisa coba dirumah, barang-barang ngga terbuang percuma. Sukses selalu ya…”, tanggapan Santi dari Lingkungan Keluarga Kudus.

Helena, pelatih, juga mengajak para peserta untuk mengikuti Rosario Earth Day pada Sabtu, 23 Maret 2024, jam 7 malam, di Goa Maria Gereja St. Anna, yang akan diadakan penyalaan lilin dari minyak jelatah.

Selesai pelatihan, para peserta masing-masing membawa pulang 1 buah lilin minyak jelantah hasil praktek, Dan pelatihan ditutup dengan foto bersama. (Sophie/red)