Penerimaan Sakramen Krisma
Sakramen Krisma adalah kelanjutan dari rangkaian Sakramen Baptis dan komuni pertama bagi umat Katolik. Sakramen baptis adalah inisisasi pertama dan pintu masuk ke dalam pintu rahmat, yaitu menandakan bahwa kita umat Katolik sah diterima menjadi anak-anak Allah. Komuni pertama adalah penerimaan pertama hosti suci, sedangkan sakramen krisma dilakukan dengan penumpangan tangan dan pengurapan minyak yang berarti kita sebagai anak Allah mengikutsertakan roh kudus di dalam pilihan-pilihan hidup kita atau disebut dengan ‘diskresi’.
Pada hari Sabtu, 3 September 2022, dengan didampingi 20 orang Pembina, sebanyak 327 orang sah menerimakan sakramen krisma di Gereja St. Anna Paroki Duren Sawit, Jakarta Timur. Adapun sebanyak 295 orang adalah umat paroki duren sawit yang terdiri dari umat berkebutuhan khusus, lansia, neo baptis, dewasa belum menikah, SMP, dan SMA. Selain itu, sebanyak 17 orang berasal dari Paroki Jatiwaringin, 8 orang dari paroki Pulo Gebang, dan sisanya dari Paroki Bidara Cina, Rawamangun, Taman Galaxy, Depok, Tomang, Bekasi Utara, dan Santo Ignatius, Magelang.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Romo Vikaris jenderal (Vikjen) Samuel Pangestu, Pr. dan dilakukan secara konselebran oleh Romo kepala Paroki Duren Sawit, Romo Albertus Sadhyoko Rahardjo, SJ (Romo Yoko), dan Romo Adrianus Padmoseputra, SJ (Romo Padmo).
Dalam kotbahnya, Romo Vikjen menanyakan bagaimana cara hidup yang berbahagia. Bahagia adalah dimana kita hidup dipenuhi dengan roh Tuhan, tahu dan mau melakukan apa yang Tuhan mau kita kerjakan di hidup ini. Bahagia juga berarti keadaan dimana kita dikasihi oleh orang-orang yang tersayang di hidup kita, tetapi yang paling besar adalah dikasihi Tuhan. Seperti Tuhan telah memberikan yang terbaik untuk kita, sudah semestinya kitapun memberikan yang terbaik pula untuk Tuhan. Seperti dalam Lukas 10: 27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Penerimaan Sakramen Krisma mengijinkan kita untuk diarahkan oleh Roh Kudus dalam setiap pilihan hidup dan mentaatiNya, bukan lagi melulu mengikuti keinginan diri semata. Romo Vikjen juga mengajak penerima sakramen krisma untuk mau bertransformasi, mau bersaksi dalam setiap panggilan hidup, dan membagikannya bagi saudara-saudara kita yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difable.
Setelah mendengar kotbah dari room Vikjen, dilanjutkan dengan memperbaharui janji baptis oleh penerima sakramen krisma, kemudian penerimaan perminyakan krisma satu per satu secara bergiliran. Perminyakan krisma dioleskan oleh Romo Vikjen dengan memberi tanda salib di kening masing-masing penerima sakramen krisma. Proses penerimaan krisma dilakukan dengan teratur, hikmat, dan dengan tetap menjalankan ptotokol kesehatan.
Setelah rangkaian ibadat selesai, dilakukan dialog antara penerima sakramen krisma bersama dengan tiga romo, Romo Vikjen, Romo Yoko, dan Romo Padmo. Sepuluh penanya diajak maju kemudian melayangkan pertanyaannya untuk dijawab oleh para romo. Salah satu pertanyaan oleh Irene: “Romo, bagaimana caranya untuk tetap teguh dalam iman?” Kemudian Romo Vikjen menjawab bahwa untuk dapat tetap teguh adalah dengan mengenali kelemahan kita, misalnya sering timbul rasa malas saat setelah makan terlalu banyak, maka alternatif solusinya adalah dengan mengurangi porsi makanan. Di samping, itu kita perlu mengukur keperluan dan kewajaran dari apa yang kita lakukan, misalnya memang baik untuk rehat sejenak menonton film kesukaan kita, namun jika dilakukan terlalu sering maka tidak ada manfaatnya dan malahan membuat hal-hal yang lebih perlu kita kerjakan menjadi terbengkalai. Setelah dialog selesai, seluruh rangkaian acara ditutup dengan ramah tamah di Gedung Yos Sudarso Gereja St. Anna. (Cornel/red)