Kehadiran Kita Menjadi Jembatan Untuk Membantu Mereka Yang Membutuhkan
Setelah satu dekade sejak terakhir diselenggarakan, Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) kembali hadir pada 3-7 November 2025 di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen Gereja Katolik Indonesia untuk berkumpul dan menegaskan arah perjalanan Gereja ke depan.
SAGKI adalah pertemuan untuk meningkatkan kebersamaan dan membahas hal-hal yang menjadi keprihatinan Gereja Katolik Indonesia. Menjelang pelaksanaan, berbagai persiapan dilakukan, termasuk penentuan peserta dari seluruh Keuskupan di Indonesia. Sebanyak 374 peserta akan hadir mewakili 38 keuskupan teritorial di seluruh wilayah Indonesia dan 1 Keuskupan TNI-Polri. Mereka terdiri dari uskup aktif, uskup emeritus, imam, bruder, suster serta umat awam, termasuk pengurus Komsisi Karya Misioner (KKM) dan Karya Kepausan Indonesia (KKI), Orang Muda Katolik (OMK).
Tema dan Logo SAGKI
Melalui tema ”Berjalan Bersama sebagai Peziarah Pengharapan : Menjadi Gereja Sinodal yang Misioner untuk Perdamaian, Gereja Katolik Indonesia menegaskan dirinya sebagai persekutuan umat Allah yang sedang berjalan bersama secara intern (seluruh elemen-elemen Gereja Katolik) dan ekstern (Gereja Katolik bersama dengan saudara-saudari dari berbagai agama, kepercayaan, budaya dan golongan yang berbeda-beda) untuk mewartakan kasih Allah bagi semua orang dan semua makhluk ciptaan.
Logo SAGKI tahun ini terisnpirasi dari warna maskot Tahun Yubileum 2025, menggambarkan orang-orang yang berjalan bersama (seluruh umat) tanpa ada perbedaan, serta kuat menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi Gereja Katolik mewujudkan perdamaian.
“Pengharapan sejati lahir ketika seseorang mengizinkan Tuhan berkarya melalui kelemahan dan kesedihan, kemudian menjadi saksi harapan yang lahir dari pengalaman hidup yang nyata.” ujar Mgr. Antonius Subianto Bunjamin,OSC.
Tujuan SAGKI 2025
Melalui pertemuan ini, Gereja Katolik Indonesia meneguhkan empat tujuan utama:
1.Mengembangkan persaudaraan antara hierarki dan umat.
2.Mewujudkan Gereja Katolik sebagai komunitas pengharapan yang berjiwa misioner.
3.Meningkatkan peran Gereja Katolik yang lebih relevan, signifikan, dan berekesinambungan dalam mewujudkan perdamaian.
4.Menghasilkan arah Haluan Gereja Katolik Indonesia untuk 5 (lima) tahun yang akan datang.
Para peserta diajak merefleksikan bagaimana Gereja dapat tetap relevan dan signifikan di tengah beragam persoalan seperti isu-isu perdamaian, lingkungan hidup, intoleransi, kekerasan dan lainnya untuk menciptakan tata kehidupan bersama yang harmonis dan penuh kasih.
Seperti yang disampaikan Mgr. Antonius mengutip pesan Paus Leo XIV, “Kita harus bersama-sama mencari cara untuk menjadi Gereja yang misioner, Gereja yang membangun jembatan dan dialog, selalu terbuka untuk meyambut seperti laangan ini dengan tangan terbuka – semua orang yang membutuhkan belas kasih, kehadiran, dialog, dan kasih kita.”
Konferensi Pers SAGKI 2025
Menjelang pelaksanaan, panitia menggelar Konferensi Pers SAGKI 2025 pada Rabu (29/10) pukul 15.00 WIB di Media Center KWI. Dalam kesempatan itu, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin,OSC, menegaskan bahwa, ”Gereja bukanlah milik hirarki, tapi punya semua umat.”
Turut hadir dalam Konferensi Pers, ketua pelaksana SAGKI 2025, Rm. Alfonsus Widhiwiryawan, SX dan Ketua Pengarah, Rm. Paulus Christian Siswantoko, Pr. SAGKI 2025 menjadi momentum untuk melihat kembali bagaimana Gereja memberi ruang, mendengarkan, mengembangkan dialog yang setara, memperbaharui komitmen, dan menggali serta memberdayakan berbagai potensi yang ada untuk turut mewujudkan misi Kristus di dunia ini untuk menciptakan damai sejahtera dalam arti sebenarnya.
Bagi para utusan keuskupan, SAGKI bukan sekedar pertemuan formal, melainkan kesempatan untuk berbagi pengalaman iman dan memperdalam panggilan misioner di tengah berbagai tantangan saat ini. Melalui SAGKI 2025, Gereja Katolik Indonesia diundang untuk terus berjalan bersama sebagai peziarah pengharapan, membuka hati terhadap suara Roh Kudus, serta menjadi jembatan kasih bagi mereka yang membutuhkan.
Penulis : Elizabeth Yulianny
