BIARKAN ANAK-ANAK ITU DATANG KEPADAKU
Pada Sabtu, 7 Juni 2025, pukul 9.00 WIB ada Baptisan Bayi dan Anak-anak yang berusia di bawah tujuh tahun di Gereja Santa Anna. Sakramen Baptis ini diberikan oleh Romo Yohanes Franciscus Chris Purba, SJ. Ada 4 bayi dan 2 anak yang menerima Sakramen Baptis pada bulan Juni. Mereka didampingi oleh orang tua dan wali baptis mereka.
Acara diawali dengan lagu pembukaan Biar Kanak-kanak Datang KepadaKu. Bacaan pertama diambil dari Galatia 3 : 25 – 28 : Sebab Kamu Semua adalah Anak-anak Allah. Bacaan Injil diambil dari Markus 10 : 13 – 16 : Yesus Memberkati Anak-anak. Dalam homilinya, Romo Chris pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada para orang tua yang telah membawa anak mereka untuk dibaptis pada hari ini. Mereka menepati janji pernikahan dan memenuhi kewajiban mereka untuk mendidik anak secara Katolik. Dengan menerima Sakramen Baptis, diharapkan mereka akan tumbuh menjadi anak Tuhan, anak yang baik dan taat, dan menjadi orang Katolik yang setia.
Anak-anak akan meneladan orang tua, sehingga orang tua harus memberi contoh yang baik kepada anak-anak mereka. Didik agar anak-anak mau terlibat dalam kehidupan gereja, mau mengikuti kegiatan-kegiatan rohani, mau menjadi putra-putri altar, dan bisa bersosialisasi dengan baik. Orang tua jangan takut membawa anak-anak ke gereja karena khawatir anak-anaknya akan ribut di gereja. Orang tua jangan sampai salah didik. Anak-anak tidak boleh terlalu dimanja tapi juga tidak boleh kurang perhatian. Seorang ahli pendidikan, Dorothy Law Nolte mengatakan bahwa anak-anak belajar dari lingkungan hidupnya.
Romo Chris mengambil bagian-bagian dari puisi Dorothy Law Nolte dan menambahkan pesan-pesan lain yang isinya :
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki dan menyalahkan orang lain.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar berkelahi dan melawan.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar menjadi rendah diri dan pemalu.
Jika anak terlalu dimanja, kelak ia akan meratapi nasibnya karena ia tidak diajar untuk berjuang dalam hidup.
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia akan belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar untuk menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pemahaman, ia belajar menjadi orang yang sabar.
JIka anak dibesarkan dengan dorongan/ motivasi , ia belajar menjadi orang yang percaya diri, tahu apa yang ia cita-citakan.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar untuk menghargai orang lain.
Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia akan belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia akan belajar menyenangi dirinya dan menjadi diri sendiri.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran, ia akan belajar menaruh kepercayaan.
Romo Chris mengingatkan para orang tua untuk memperlakukan anak-anak mereka secara sama dan adil, tidak membedakan perlakuan atau pilih kasih kepada anak-anak karena hal ini dapat menimbulkan luka batin. Didik dan rawatlah anak-anak dengan hati agar mereka hidup dalam rasa aman. Ajarkan keramahtamahan dan sopan santun pada mereka. Berikan semangat yang positif dan jangan bersikap negatif terhadap mereka.
Setelah homili, rangkaian penerimaan Sakramen Baptis dimulai dengan pernyataan kesediaan orang tua untuk mendidik anak secara Katolik, membesarkan anak agar bertumbuh dalam iman, mengajarkan anak berdoa, dan mendampingi anak dalam masa perkembangannya. Wali baptis juga diminta kesediaannya untuk mendampingi dan membantu orang tua dalam mendidik anaknya yang baru dibaptis. Kemudian dilanjutkan dengan Doa Litani Para Kudus, penerimaan Sakramen Baptis, Pengurapan Minyak Krisma, serta Pemberian Kain Putih dan Lilin.
Minyak Krisma yang diberikan bukan berarti bayi dan anak-anak yang menerimanya sudah sekalian menerima Sakramen Krisma, namun itu merupakan tanda peneguhan, pemberian kekuatan, dan pelantikan sebagai orang yang lahir baru. Kain putih melambangkan tanda ciptaan baru yang mengenakan Kristus sehingga dapat hidup seturut teladan Kristus. Lilin yang menyala melambangkan Kristus yang bangkit mulia dan menjadi cahaya dunia dan iman yang berkobar menjadi terang dunia. Lilin yang menyala berisi harapan agar orang yang menerima Sakramen Baptis dapat menjadi cahaya bagi sesama dan lingkungan sekitarnya.
Perayaan Penerimaan Sakramen Baptis yang diselenggarakan oleh Seksi Katekese ini dilanjutkan dengan berkat penutup, Doa Penyerahan kepada Bunda Maria, dan lagu penutup. Acara diakhiri dengan sesi foto baptisan bayi dan anak beserta romo, orang tua, wali baptis, dan keluarga. Acara ini berakhir sekitar pukul 10.10 WIB. (Aprilia)