Mengupas Tuntas Tahun Yubelium
“Semoga Tahun Yubelium ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1)” – Paus Fransiskus (Bulla “Spes Non Confundit” 9 Mei 2024)
“Tahun Yubelium” dan “Porta Sancta”, dua kata yang sering kita dengar akhir-akhir ini sebagai umat katolik. Seperti yang kita ketahui, Tahun Yubelium adalah Tahun Kerahiman Ilahi dan Porta Sancta adalah Pintu Suci. Tetapi mungkin sebagian besar dari umat Katolik belum memahami sejarah dan makna dari Tahun Yubelium dan Porta Sancta ini.
Karena itu, untuk memberikan informasi yang lebih dalam bagi umatnya, Gereja St. Anna mengadakan seminar “Mengupas Tuntas Tahun Yubelium” pada Minggu, 23 Februari 2025, pukul 10.30 – 13.00 di Gereja St. Anna, dengan Pastor Paroki, Romo Yohanes Fransiskus Chris Purba, SJ., sebagai Nara Sumber dan Lusiana Mardani dari Sie Liturgi sebagai Moderator.
Panitia dan Peserta Seminar
Di hari minggu pagi yang cerah, pada pukul 10.30, seminar dibuka dengan penuh semangat oleh MC yang didapuk oleh Judho dan Gracia, dari Tim Penggerak, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Angela Lo, Ketua Panitia Seminar, yang juga adalah Ketua Panitia KEP XXI.
“Terima kasih kepada Romo Chris Purba untuk memberikan pencerahan dalam seminar ini, dan kepada moderator, Mbak Lusi, dan seluruh tim panitia yang terlibat dari Panitia KEP XXI, Tim Penggerak Sosialisasi Yubelium, KOMSOS, KTM, Multimedia, Tatib, Koster dan MC”, mengawali kata sambutannya.
“Semoga seminar ini bisa memberikan pencerahan bagi kita semua dan bisa melakukan ziarah Porta Sancta dengan lebih hikmat dan terarah”, di akhir sambutannya.
Para peserta, yang adalah umat dari beberapa wilayah Paroki Duren Sawit, biarawati, prodiakon, DPH dan Papisa, hampir memenuhi seluruh kursi gereja. Sebelum seminar dimulai, mereka dengan meriah bersama-sama menyanyikan lagu pembuka, Sungai CintaMu dan Dengar Dia Panggil, yang dipandu oleh para anggota KTM.
Mengupas Tuntas Tahun Yubelium
“Saya berterima kasih karena teman-teman menanggapi ajakan dari Romo Paroki, Romo Rudi. Supaya pada Tahun Yubelium ini tidak hanya mengejar indulgensi ataupun berziarah ke Porta-Porta Sancta, tetapi lebih-lebih mengerti betul arti dari Yubelium ini, bahwa Tahun Yubelium ini adalah kesempatan untuk pembaharuan hidup rohani kita”, ucap Romo Chist Purba sebelum memulai pemaparannya.
Dalam pemaparannya, Romo Christ Purba menjelaskan tentang Sejarah Yubelium, Logo, Porta Sancta, Rahmat Indulgensi, dan Luce dan teman-teman, Maskot Yubelium, sebagai berikut:
1. Sejarah Yubelium
2. Makna Logo Tahun Yubelium 2025
3. Porta Sancta
4. Rahmat Indulgensi
5. Luce dan teman-teman, Maskot Yubelium
Luce adalah maskot resmi dari Yubelium 2025 yang dirilis pada Oktober 2024. Luce memiliki 3 orang teman, yang bernama Fe, anak laki-laki berkulit gelap berjas hujan merah, lalu Sky, anak laki-laki berkaca mata yang juga berkulit gelap berjas hujan biru, dan Xin, anak perempuan berambut merah muda berjas hujan hijau. Keempat karakter ini mewakili umat manusia dari 4 penjuru dunia.
Selain itu, Luce juga didampingi oleh Lubi seorang Malaikat Pelindung, Santino, anjing peliharaannya, dan terakhir adalah Aura, seekor burung putih. Semua karakter ini didesain oleh seorang seniman Italia bernama Simone Legno.
“Maskot ini diharapkan bisa menjadi kedekatan dengan para kaum muda. Jadi anak muda bisa diajak menjadi peziarah yang membawa harapan besar”, Susi Suwadie, Humas Gereja Katedral (sumber dari FTNews.co.id, 24 Desember 2024).
Sesi Tanya Jawab dan kesimpulan
Dalam sesi ini, antusiasme dari para peserta terlihat dari banyaknya yang mengangkat tangan untuk bertanya. Salah satu peserta yang bernama Wahyu mengajukan pertanyaan, “Salah satu persyaratan indulgensi adalah ziarah 9 Porta Sancta di 9 dekenat KAJ, tetapi bila berziarah di luar dekenat KAJ, di Jogja, apakah terhitung dalam ziarah 9 Porta Sancta?”.
”Yang mau dikatakan disini adalah dengan berziarah begini, kita ada niat, ada upaya, untuk mohon mendapatkan belas kasih Tuhan kita. Boleh saja ke Gereja lain. Tetapi kenapa Uskup mengatakan di 9 Dekenat, supaya tidak gampang saja ambil yang dekat. Kita jangan kaku kaku dalam menghayati iman kita, Liturgi itu memerdekakan, bukannya membuat orang menjadi takut”, jawab Romo Chris.
Seminar diakhiri dengan 3 kesimpulan dari Lusiana Mardani sebagai moderator, yaitu:
1. Porta Sancta adalah pembuka jalan menuju kepada pembaharuan dan Sang Pintu Suci itu adalah Yesus sendiri. “Aku-lah Pintu, siapa yang masuk melalui Aku ia akan diselamatkan. Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah” Yoh 10:9-10.
2. Kita semua adalah manusia yang berada dalam peziarahan dan pertobatan. Tahun ini adalah Tahun Peziarah dan Pertobatan, yang merupakan perjalanan rohani menuju kedekatan dengan Tuhan.
3. Perbuatan amal kasih. Tahun ini kita diajak melakukan perjalanan rohani yang membuat kita lebih dekat dengan Tuhan dan sesama. Jadi kita harus perhatian lebih kepada mereka yang miskin, lemah, tersingkir, dan disabilitas.
Lalu kemudian seminar ditutup dengan menyanyikan lagu Hymne Yubelium bersama-sama.
Kesan dan pesan
“Setelah mengikuti seminar tadi, satu hal yang sungguh saya bersyukur, karena selama ini kita ikut karena ini tentang ajakan gereja, maka kita ikut partisipasi. Tapi wawasan saya juga semakin terbuka, apa itu indulgensi, bagaimana perjalanan waktu Yubelium dari 50 tahun sampai 25 tahun. Sebagai umat Kristiani juga kita merasa bahwa ini hal-hal yang baru yang untuk kita semua perlu diketahui, yang pertama. Yang kedua, mengenai tadi bahwa kita sebagai umat Kristen tentang Yubelium yang spiritualitas, tentang bagaimana amal kasih, di situ juga harus diterapkan apa yang sekarang ini kita buat “ooh” ternyata itulah ajakan dari Paus”, kesan dari Suster Bernadin, ADM.
“Seminar ini menurut saya suatu pengetahuan baru buat saya, dan juga pembawaan Romo sungguh mudah dimengerti juga, dan saya juga jadi tahu apa itu Tahun Yubelium, yang memang hanya diadakan 25 tahun sekali. Dan saya juga merasa senang karena saya diberikan kesempatan untuk semakin menyadari apa yang harus saya lakukan di Tahun Yubelium ini. Yaitu saya mau lebih baik kepada sesama yang membutuhkan, lalu mengakui dosa-dosa saya, lebih menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun ini. Dan saya juga berencana untuk mengikuti ziarah, karena dari penjelasan Romo tadi membuat saya ingin menjadi diri yang lebih baik lagi”, kesan dari Felicia dari Lingkungan Maria Fatima, Wilayah Pondok Bambu 1.
“Kita lebih khusyuk dalam menghayati Porta Sancta, kita lebih merasa Tuhan sayang kita ya, ada pengampunan, ada pemutihan, ada buka pintu Peziarah Pengharapan. Kita sangat mengharapkan umat jangan menyia-nyiakan kesempatan ini”, pesan dari Angela Lo untuk umat St. Anna.