Pembukaan Tahun Yubileum dan Tahun Ardas KAJ 2025
Misa Pembukaan Tahun Yubileum dan Tahun Ardas KAJ 2025 di Gereja Santa Anna dilaksanakan pada Sabtu, 4 Januari 2025 pukul 17.30 WIB. Misa yang juga memperingati Hari Raya Penampakan Tuhan atau Epifani ini dipersembahkan oleh Romo Agustinus Rudy Chandra, SJ. Perayaan Ekaristi diawali dengan upacara pemberkatan Porta Sancta atau Pintu Suci. Tahun Yubileum 2025 yang bertema Peziarah Pengharapan berisi harapan akan tahun yang penuh rahmat dan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik.
Dalam upacara pemberkatan Pintu Suci dibacakan Injil Yohanes 10 : 7 – 10 yang berisi Yesus adalah pintu keselamatan yang membawa kita pada kehidupan kekal. Pembacaan Injil dilanjutkan dengan pembacaan kutipan Bulla Tahun Yubileum yang antara lain berisi pengharapan akan hal-hal baik yang akan datang, menemukan pengharapan pada tanda-tanda zaman yang Tuhan berikan kepada kita dan menafsirkannya dalam cahaya Injil, dan kerinduan hati manusia yang membutuhkan penyertaan Tuhan. Setelah pembacaan kutipan Bulla Tahun Yubileum, romo memberkati Porta Sancta.
Bacaan yang diambil dalam misa kali ini adalah Yesaya 60 : 1 – 6 yang berisi kemuliaan Tuhan terbit atasmu, Efesus 3 : 2 – 3a, 5 – 6 yang berisi rahasia Kristus kini telah diwahyukan, dan para bangsa menjadi pewaris perjanjian, dan Injil Matius 2 : 1 – 12 yang berisi kami datang dari Timur untuk menyembah Sang Raja.
Dalam homilinya, Romo Rudy berkisah tentang seorang sufi atau mistikus yang bernama Ibrahim. Ibrahim adalah orang yang melakukan jalan hidup asketis, yaitu gaya hidup yang menjauhi kenikmatan duniawi untuk mencapai tujuan spiritual. Ibrahim mengatakan bahwa kita tidak mungkin mencari Tuhan dengan mengenakan pakaian dari sutra dan tidur di ranjang emas. Kita harus meninggalkan harta benda atau kenikmatan duniawi untuk mencari Tuhan. Apa yang dikatakan oleh Ibrahim ini seperti halnya Yesus yang ditemukan di palungan dengan dibungkus kain lampin, bukan ditemukan di istana yang megah. Hal ini agar semua orang bisa datang kepadaNya, baik para gembala maupun tiga raja. Yesus yang Maha Tinggi mengambil rupa sebagai manusia yang lemah, miskin, dan tersingkir. Semua ini karena Allah mengasihi semua orang.
Pembukaan Tahun Yubileum ini membuka secara resmi perjalanan dengan Ardas 2025 yang bertema Kepedulian Lebih kepada Saudara yang Lemah dan Miskin, di mana kita mencari Tuhan dalam kehidupan bersama, terutama melalui saudara-saudara kita yang lemah, miskin, dan tersingkir. Tahun Yubileum adalah tahun rahmat Tuhan, tahun pembebasan, saat membebaskan diri dari belenggu dosa dan keegoisan, saat menumbuhkan dan memperkuat harapan, dan saat menerima belas kasih dan pengampunan secara penuh dari Tuhan.
Dalam Tahun Yubileum, kita dapat menemukan kerahiman Allah yang tidak mengenal batas dan mendapat rahmat indulgensi Yubileum dengan syarat kita benar-benar bertobat, melakukan amal kasih, menjauhkan diri dari dosa, dan dimurnikan dengan Sakramen Tobat. Kita juga dapat mendoakan saudara-saudara kita yang sudah meninggal dan memohonkan rahmat indulgensi bagi mereka.
Sebelum berkat penutup, Denis, ketua Tim Penggerak Tahun Yubileum, memberikan sosialisasi mengenai Tahun Yubileum dan Gerakan Kepedulian Ardas 2025. Kita diingatkan untuk melakukan aksi nyata, menjadi komunitas pengharapan, dan lebih memperhatikan sesama kita yang lemah, miskin, dan tersingkir. Umat dihimbau untuk berpartisipasi dalam Gerakan Kepedulian Ardas dan ikut mengakses website Gerakan Kepedulian Ardas Paroki Duren Sawit. Sebelum memberi berkat penutup, Romo Rudy mengingatkan umat akan perlunya memiliki semangat pertobatan serta selalu setia dan tekun berdoa dan beribadah. Misa ini berakhir pada pukul 19.15 WIB. (Aprilia)