Artikel Berita Berita Paroki

Pesan dari Misa Penutupan Bulan Rosario 2024

Perayaan Ekaristi Penutupan Bulan Rosario 2024 di Gereja Santa Anna dilaksanakan pada Kamis 31 Oktober 2024, pukul 18.00 WIB. Kelompok kategorial Adiyuswo merupakan panitia penyelenggara dari acara ini.

Acara diawali dengan mendaraskan Doa Malaikat Tuhan dan Doa Rosario yang menggunakan Peristiwa Gembira. Renungan dari peristiwa gembira yang pertama adalah Allah memilih Maria, seorang wanita sederhana yang memiliki kerendahan hati dan ketaatan yang besar kepada Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus. Peristiwa gembira kedua memberi pesan kepada kita akan perlunya mengunjungi dan memberi perhatian kepada orang-orang yang sakit, kesepian, dan telantar di sekitar kita untuk membawa sukacita dan harapan bagi mereka. Kegiatan ini juga akan membuat komunitas kita menjadi hidup dan bermakna. Renungan dari peristiwa gembira yang ketiga adalah kita perlu menyadari dan mengingat betapa besarnya kasih Allah kepada manusia. Allah telah merelakan PutraNya menjadi manusia. Kita diajak untuk meneladani hidup Yesus dan keluarga Nazaret yang selalu berusaha melaksanakan kehendak Allah. Pesan dari peristiwa gembira yang keempat adalah orang tua harus bertanggung jawab atas anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka, mendidik anak-anak untuk beriman Katolik, berkarakter murni, dan menjadi pribadi yang berarti bagi sesama. Renungan dari peristiwa gembira yang kelima adalah Maria merasa senang akhirnya menemukan Yesus dalam Bait Allah, namun Maria juga terkejut dengan apa yang Yesus lakukan di Bait Allah dan tidak mengerti mengapa Yesus melakukan hal itu. Kita pun sering kali tidak mengerti mengapa Allah mengizinkan hal-hal tertentu terjadi dalam hidup kita.

Doa Rosario dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Romo Agustinus Rudy Chandra Wijaya, SJ. Perayaan Ekaristi kali ini merupakan Misa hari Kamis pekan biasa ke-30, perayaan Santo Alfonsus Rodriguez, dan sekaligus Penutupan Bulan Rosario 2024. Misa diawali dengan lagu Dengan Gembira Bersama Melangkah. Bacaan pertama diambil dari Efesus 6 : 10 – 13, 18 dan bacaan Injil diambil dari Lukas 14 : 7 – 11 yang berisi pesan untuk tidak duduk di tempat kehormatan.

Dalam homilinya, Romo Rudy memberikan arti dari kata devosi. Devosi adalah cinta dan bakti yang besar yang diwujudkan melalui tindakan nyata, seperti devosi kepada Bunda Maria yang diwujudkan dengan melakukan Doa Rosario secara rutin. Romo Rudy juga menceritakan tentang Santo Alfonsus Rodriguez yang memberi contoh nyata bahwa kesucian dalam hidup bisa dicapai dengan cara yang sederhana, yaitu menyambut semua orang yang datang kepada kita dengan baik dan dengan menjalankan tugas yang diberikan kepada kita dengan setia.

Santo Alfonsus Rodrigues menjalankan tugasnya sebagai portir selama 46 tahun dengan setia. Ia menutup dan membukakan pintu untuk para tamu dan mengantar para tamu. Teladan dan nasihat-nasihat Santo Alfonsus Rodrigues diikuti oleh salah satu pelajar di Kolese Montesion yang akhirnya juga menjadi seorang santo, yaitu Santo Petrus Claver. Kunci dari teladan Santo Alfonsus Rodrigues adalah kerendahan hati. Setiap bel pintu berbunyi, Santo Alfonsus Rodrigues selalu menganggap tamu laki-laki sebagai Yesus dan tamu wanita sebagai Bunda Maria. Santo Alfonsus Rodriguez selalu memikirkan dan mengutamakan orang lain. Hal ini sesuai dengan prinsip humility, yaitu thinking of yourself less, yang artinya berpikir lebih sedikit tentang diri sendiri atau lebih mengutamakan orang lain.

Kerendahan hati berarti membuka atau memberi ruang pada orang lain untuk mendapatkan kehormatan, seperti teladan yang diberikan oleh Bunda Maria yang selalu bersikap rendah hati, memikirkan orang lain, dan mengutamakan kehendak Tuhan. Dalam homilinya, Romo Rudy juga mengingatkan umat untuk memohon rahmat kerendahan hati, ketaatan, dan keteguhan iman untuk dapat melaksanakan kehendak Tuhan dan agar sanggup menghadapi tantangan dalam hidup ini.

Perayaan Ekaristi Penutupan Bulan Rosario 2024 yang dihadiri sekitar 300 umat ini ditutup dengan lagu penutup Salam Bagimu Maria dan pembakaran ujud-ujud doa di Gua Maria Gereja Santa Anna. Semoga teladan Bunda Maria yang mengatakan, “Terjadilah padaku menurut kehendakMu” selalu memberi kita kekuatan dan semangat untuk melaksanakan kehendak Allah. (Aprilia)