Perarakan dan Pesta Cahaya Menutup Bulan Maria 2024
Misa Penutupan Bulan Maria dengan Perarakan dan Pesta Cahaya diadakan di Gua Maria Gereja Santa Anna pada Jumat, 31 Mei 2024, pukul 18.30 WIB. Acara ini diselenggarakan oleh Persada (Persaudaraan Sahabat Darah Mulia), salah satu kelompok kategorial di Paroki Santa Anna yang didirikan pada akhir tahun 2023. Persada menjadi panitia seluruh kegiatan selama Bulan Maria 2024.
Lagu Ave Maria dikumandangkan untuk memulai Doa Rosario. Intensi yang diambil adalah permohonan untuk perdamaian dunia. Peristiwa yang digunakan dalam Doa Rosario kali ini adalah Peristiwa Gembira yang berisi pesan ‘Bapa, jika Engkau bersabda maka semuanya terjadi’ dan merupakan wujud rasa syukur atas kasih Allah yang telah merelakan PutraNya untuk menebus dan mengampuni dosa-dosa manusia.
Doa Rosario ini mengiringi perarakan patung Bunda Maria dan pesta cahaya pada malam itu. Empat orang wanita yang berkebaya putih memikul tandu yang membawa patung Bunda Maria yang didampingi bunga-bunga indah dan diterangi cahaya lilin-lilin di atas tandu. Lagu Bunda Darah Mulia dilantunkan untuk menyertai acara perarakan dan pesta cahaya ini. Setelah perarakan selesai di depan Gua Maria, ujud-ujud doa dari umat dipersembahkan di depan Gua Maria beserta lilin-lilin kecil yang berada di wadah-wadah kaca.
Kemudian acara dilanjurkan dengan misa yang dipersembahkan oleh Romo Agustinus Rudy Chandra Wijaya, SJ. Romo Rudy mengatakan bahwa pada tanggal 31 Mei kita juga merayakan Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet. Kita merayakan kerahiman Allah dan mengucap syukur Allah mau mengunjungi dan menyapa umatNya. Bacaan yang diambil adalah Zefanya 3 : 14 – 20 yang berisi tentang janji keselamatan dari Allah dan Injil Lukas 1 : 39 – 56 yang berisi tentang Maria mengunjungi Elisabet.
Saat memberi homili, Romo Agustinus Rudy Chandra Wijaya, SJ mengatakan bahwa salah satu gelar yang diberikan kepada Bunda Maria adalah Maria Bunda Ekaristi. Bunda Maria mendapat gelar ini karena Bunda Maria adalah orang pertama yang menyambut Tuhan dalam hidupnya dan Bunda Maria adalah tabernakel pertama karena Bunda Maria yang membaws Yesus di dalam rahimnya. Romo Rudy mengingatkan bahwa saat kita menyambut Ekaristi kita menyambut Tuhan sendiri dan di akhir misa ada pengutusan. Oleh karena itu kita harus menghormati Ekaristi dengan mempersiapkan hati kita sebelum misa dan tidak datang terlambat saat menghadiri misa. Ekaristi adalah perjumpaan dengan Tuhan dan sesama dan mau mendengarkan sabda Allah dan menaatinya. Romo Rudy mengingatkan kita harus sadar ada konsekuensi saat kita menyambut komuni, yaitu kita harus membawa dan mempertemukan Tuhan dengan umatNya, bahkan dengan orang-orang yang sering dianggap tidak layak untuk menerima kasih Tuhan. Romo Rudy berpesan agar kita semakin mencintai Ekaristi dan menjadi tabernakel yang membawa Tuhan bagi sesama, seperti Bunda Maria yang menjadi tabernakel pertama, yang menjadi sarana keselamatan Allah, menjadi tanda kehadiran Yesus, dan menjadi pewarta kabar sukacita.
Misa yang diiringi koor Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santa Anna ini berakhir pada pukul 20.15 WIB dan ditutup dengan lagu Bunda Penolong Abadi. Umat yang berjumlah antara 600 – 700 orang mengikuti Misa Penutupan Bulan Maria di Gua Maria Gereja Santa Anna dengan khidmat dan tertib. Semoga teladan dan doa Bunda Maria selalu mengiringi dan menguatkan kita dalam menjalani peziarahan hidup kita. (Aprilia/red)